Kuamati sosok ringkihmu, terjaga di antara nyanyian penghuni malam
yang tak hendak ditinggalkan
Hari belumlah pagi,
embun masih tersembunyi,
menekur senandung kesunyian
di pucuk-pucuk ilalang
Lirih kuikuti langkah kakimu,
membasuh wajah, menanggalkan kemalasan
yang kokoh membelenggu,
menepikan keengganan
atas pertemuan yang diinginkan
Diam-diam aku mengamatimu,
menikmati lelagu yang sayup kau lantunkan,
merobek langit pagi
Bu…
Tak kau kenali aksara-aksara dalam hidupmu,
tapi engkau sungguh fasih
melafalkan deretan abjad
yang menyusun namaku
Nama yang kau sebut berulang-kali,
agar kebaikan
datang dari Illahi Rabbi,
atasku dan orang-orang terkasihmu
Ibu, ibuku…
Perempuan pembelah langit,
tanpa senjata
Hanya jari-jemari tengadah,
terbuka,
terbalut doa-doa,
lugas menuju ArsyNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar